Inikah Nilai Hidupku

Pagi ini hangat matahari membakar hitam kulitku,
Sama dengan pagi yang telah ku lewati sebelumnya,
Dengan karcis parkir yang tersangkut di kantung seragamku,
Dan topi kuning pemberian teman yang selalu ku kenakan,
Aku yakin hari ini akan lebih baik dari sebelumnya,

Terik matahari teramat sangat membakar kulitku,
Kumandang adzan juhur menandakan ku berhenti,
Kubasuh merah kulitku dengan segarnya air wudhu,
Suasana hening yang sama dengan hari sebelumnya,
Menemani kami solat bersama,

Makin pait cobaan yang kita dapat,
Akan semakin manis hasil yang akan Allah berikan,

"Berjuanglah demi seorang ibu yang tidak pernah kering air matanya,
dan menaruh nama anaknya dalam setiap doa dan hembusan nafasnya"

Itulah kata-kata manis yang selalu kutanamkan dalam hatiku,
Agar aku yakin aku dapat bertahan,

Ya Allah ....
Bila esok masih ada matahari pagi untukku,
Berikanlah setetes rizqi untuk ku & ibu ku,
Agar dapat bersabarmenjalankan semua cobaan dari Mu,

Ya Allah ....
Tapi jika esok tidak ada lagi matahari pagi untuk ku,
Maka ampunilah segala dosa yang telah ku perbuat,
Dan ijinkan aku bersama orang2 soleh di kehidupan yang kekal,

Setiap sesuatu yang kita jalani
adalah sekenario dari Allah,
Allah yang akan memberi awal &
Allah jugalah yang akan menentukan akhir.


Abu Al-Barra

Ada Aku

Menandakannya lelaki
Sesuai harapanku
Darah dan dagingnya
Berasal dariku

Kegembirannya
Pasti kebahagiaanku

Dirimu adalah harta titipan
Kebanggan untuk dunia
Harapan ketika rapuhku
Penyelamat untuk akhiratku

Mengalir darah di nadinya
Bercampur doa dan harapan

Kisahmu
Akan berawal dari kisahku
Masa depanmu
Adalah terwujudnya mimpiku

Kesolehan ada
Dalam doaku untukmu
Keberanian ada
Dalam harap dan mimpiku

Sebutan namamu
Adalah kebanggaanku
Penyelamat
Kala umur di ujung senja

Namamu
Adalah karyaku
Yang di akhirnya
Ada namaku

Al-Barra Bin Ricco Ananto

Abu Al-Barra.

Si Pemilik Dua Buah Hati

Sekaligus ayah
Bagi dua buah hatinya

Kesendirian
yang membuatnya tegar
Jerih payah
Bukti kasih sayangnya

Dia tunggal
Dari suami istri
Yang telah tiada

Dia sendiri
Tanpa tempat berbagi

Kau hempaskan waktu berlalu
Kau habiskan aral melintang

Kau campakkan cibiran
Layaknya hembusan angin

Fokusmu setajam mata tombak
Tekatmu sebesar ombak lautan

Harapan dan mimpi sirna
Sehitam potongan malam yang pekat
Dibaliknya terdapat mentari
Entah kapan akan bersinar dan pasti

Di ujung senja kini tempatmu
Habiskan waktu menanti malam
Bersama letihnya tubuh semakin pilu
Dengan dua lelaki buah hatimu

Berlalunya malam
Cahaya indah menjelang
Bukan mentari tidak juga rembulan
Dibawah pijakanmu keindahan yang kekal

Hanya Allah Yang Maha Kuasa.

Abu Al-Barra

Gambar Diam

Seluruh keluarga
Berdoa untuk yang di nanti

Berlalu waktu
Hingga bertambah satu nyawa

Tangisnya memecah suasana
Menambah air mata suka cita

Kau terlahir
di tengah kami yang sederhana

Kau tidak mengambil bagian kami
Tapi Allah tambah bagian kami untukmu

Harapan dan impian
Di panjatkan untukmu

Misteri besar
Menunggu kau pecahkan

Tantangan silih berganti
Siap menghadang lajumu

Kisahmu adalah cerita indahku
Yang kini sebatas gambar diam
Yang kusimpulkan banyak arti

Rindu pekat membayangkanmu
Cepatnya waktu terasa perlahan

Hanya menangis tanpa air mata
Senyum tawa hanya pembungkus wajah
Raut rindu adalah isinya

Layaknya teriak dalam bisu
Nasihat didengar dengan tuli
Sesaknya dada dengan rindu
Angan terbang bersama kenangan

Gambar diam banyak cerita
Banyak kisah juga angan

Abu Al-Barra